FKTP BATULAPPA COM. Puskesmas batulappa Kabupaten Pinrang menggelar evaluasi pelaksanaan vaksinasi covid kepada para nakes gelombang pertama yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal l6 Februari tahun 2021.
Menurut Kepala Puskesmas Batulappa bahwa sampai dengan hari ke-5 pelaksanaan vaksinasi covid-19 dapat dideskripsikan bahwa Jumlah sasaran nakes 90 orang, jumlah yang diskrining 89 orang, jumlah yang telah divaksinasi sebanyak 56 orang.
Terdapat 31 nakes yang tidak lolos skrining untuk diberikan vaksinasi oleh karena beberapa hal, yaitu faktor penyakit, kehamilan, menyusui dan pernah terkonfirmasi positif covid. Sedangkan nakes dengan kategori ditunda sebanyak 9 orang. Dan kembali dijadwalkan pemberian vaksinasi setelah lolos pada skrining ulangan.
Dosis kedua vaksinasi covid kembali akan diberikan dengan interval 14 Hari atau dimulai pada tanggal 16 Februari 2021, demikian dijelaskan oleh Kepala Puskesmas Batulappa.
FKTP BATULAPPA COM. Vaksinasi covid 19 para nakes gelombang pertama mulai dilakukan di Puskesmas batulappa pada hari Selasa tanggal 2 Februari tahun 2021.
Menurut Kepala Puskesmas Batulappa jumlah sasaran tenaga kesehatan yang akan diberikan vaksinasi covid sebanyak 90 orang sehingga disesuaikan disesuaikan dengan permintaan vaksin yang berjumlah 90 vial.
Mekanisme pelaksanaan pelayanan vaksinasi covid 19 terdiri dari 4 (empat) meja yaitu, pada meja pertama dilakukan pendaftaran atau registrasi sasaran pemberian vaksinasi yang dapat dilakukan secara manual dan online Kemudian pada meja kedua dilakukan skrining kesehatan untuk menjaring faktor risiko ataupun kontra indikasi pemberian vaksinasi covid.
Sedangkan pada meja ketiga merupakan meja dimana dilakukan pemberian vaksinasi copy sesuai dengan hasil skrining di meja kedua dan seterusnya pada meja ke-4 dilakukan observasi untuk mencegah ataupun menghindari adanya kejadian ikutan pasca imunisasi (kipi) atau advers following immunization
FKTP BATULAPPA COM.
Puskesmas Batulappa menggelar kwartal meet penerapan inovasi KLIK AKUN BUMIL yang dihadiri Kepala Puskesmas, dokter Puskesmas, Bikor serta para bidan desa di Aula pertemuan Puskesmas Batulappa pada senin 07/12/2020.
Pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi capaian pelayanan ibu hamil dengan memanfaatkan inovasi aplikasi berbasis web. Substansi evaluasi mencakup jumlah pemeriksaan lengkap hamil, jumlah ibu hamil resiko tinggi yang terjaring serta ketepatan persalinan sesuai hitungan sistem aplikasi.
Inovasi klik akun bumil sangat membantu para bidan dalam melakukan pemantauan kondisi kesehatan ibu hamil di wilayahnya. Kapan dan dimanapun dapat dilakukan dengan menggunakan smartphone.
FKTP BATULAPPA. COM. Tanggal 11 maret 2020 WHO telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi. Kemudian Indonesia menetapkan sebagai bencana nasional pada tanggal 14 maret 2020. Ekskalasi Covid-19 memerlukan upaya komprehensip dalam penatalaksanaan kasus dan upaya memutus rantai penularan.
Peran Puskesmas pada pandemi Covid-19 sangat penting khususnya dalam prevensi, deteksi dan respon dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19. Puskesmas Batulappa berupaya mengelola sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien dalam memutus rantai penularan baik ditingkat individu, keluarga maupin masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan upaya kesehatan inovasi K-SMART COVID-19, melalui prinsip pemberdayaan masyarakat dan pergerakan peran serta lintas sektor untuk bergotong royong dalam memutus rantai penularan.
Program inovasi K-Smart merupakan sinergitas Puskesmas dan masyarakat serta lintas sektor dalam penanganan covid-19. K-Smart ini merupakan totalitas protokol kesehatan dalam memutus rantai penularan virus corona, yang meliputi, Kendalikan infeksi, Skrining kesehatan warga pendatang disetiap posko desa, Menggunakan masker setiap keluar rumah, Asupan gizi yang adekuat untuk tingkatkan imunitas dan Rutin cuci tangan pakai sabun (CTPS) serta Tetap dirunah saja untuk memutus rantai penularan virus corona.
Peran Puskesmas sangat penting dalam mewujudkan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat untuk menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat diharapkan lebih rajin cuci tangan pakai sabun menggunakan air mengalir, memakai masker saat keluar rumah, tetap di rumah saja serta menerapkan prinsip Physical Distancing.
Melalui kegiatan kemitraan
FKTP Batulappa. Com. Puskesmas Batulappa sebagai faskes tingkat pertama menjadi garda terdepan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat. Seiring dengam ekskalasi kasus Covid-19 di tengah masyarakat, peran Puskesmas sebagai ujung tombak semakin penting dalam mengatasi masalah kesehatan. Baik peran dalam aspek prevensi, deteksi dan respon.
Beberapa kegiatan dalam aspek prevensi meliputi, penyuluhan cara pencegahan corona, PHBS yaitu cuci tangan pakai sabunb(CTPS), Penyemprotan desinfektan, Peningkatan sistem imunitas melalui asupan nutrisi yang adekut, latihan fisim dan pembagian masker.
Dari aspek deteksi dilakukan beberap kegiatan meliputi, Pembuatan posko untk melakukan pembatasan akses warg yang melintas dan skrining warga pendatang, kemudian dilukan wawancara dan deteksi suhu badan menggunakan Termoscan. Warga pendatang dilakukan karantina selama 14 hari di rumah masing-masing.
Sedang dari aspek respon dilakukan beberapa upayay yang meliputi, pemilàhn kategori hasil skrining yaitu orang tanpa gejala (OTG) tetapi dalam resiko, Orang dalam Pemantauan (ODP) yang memiliki gejaja batuk, demam setelah melakukan perjalan dari daerau transmisi lokal covid-19. ODP ini telah diberikan tindakan sesuai protokoler penanganan covid seperti pemberiam vitamin c, pemeriksaan tes cepat rapid test.
Kepala Puskesmas Batulappa Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes menyampaikan secara detail hingga berita ini diterbitkan, jumlah pendatang dari luar negeri dan luar kota yang masuk kategori OTG sebanyak 197 orang, selesai pemantauan 117 orang dan tersisa dalam pemantauan 80 orang. Kemudian ODP 1 orang dan sudah selesai pemantauan. Adapun data pendukung dapat didownload di sini
FKTP BATULAPPA COM- Puskesmas Batulappa Kabupaten Pinrang kembali meraih penghargaan Citra Pelayanan Prima (CPP) sebagai Puskesmas terbaik tahun 2020. Penghargaan yang diraih Puskesmas Batulappa tentunya tidak lepas dari peran Dinkes Pinrang yang masif melakukan pembinaan secara kwartal.
Penghargaan itu diterima langsung oleh Kepala Puskesmas Batulappa, Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes, pada peringatan hari ulang tahun Kabupaten Pinrang ke 60, Rabu (19/02/2020).
Kepala Puskesmas Batulappa yang menerima langsung Penghargaan CPP ini dari Gubernur Sulawesi Selatan Prop. Dr. Ir. H. Nurdin Abdullah, M.Agr, didampingi Bupati Pinrang H. Irwan Hamid, S.Sos, menguraikan makna penghargaan CPP sebagai bukti komitmen Puskesmas untuk terus berupaya memperbaiki perilaku pelayanan dan penataan sarana prasarana penunjang pelayanan serta penguatan sistem informasi Puskesmas.
Penghargaan bukan menjadi tujuan, akan tetapi diharapkan dapat memotivasi setiap karyawan untuk melakukan kreatifitas, inovasi dan lompatan-lompatan strategi pelayanan, sehingga produk layanan yang dihasilkan tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat akan tetapi lebih dari itu, ujar Kapus Batulappa.
FKTP BATULAPPA COM. Ketua TP PKK Batulappa dan pengurus pokja IV selalu meluangkan waktunya untuk turut andil dalam kegiatan Posyandu setiap bulan. Pada saat yang sama Ketua TP PKK memantau kinerja kader posyandu, memantau kehadiran warganya untuk membawa anaknya ke posyandu termasuk para ibu hamil.
Ketua TP PKK Batulappa berharap kepada masyarakat Kecamatan Batulappa, untuk rajin memantau tumbuh kembang anaknya di posyandu. Pada kesempatan yang sama Ketua TP PKK Batulappa menghimbau seluruh kader PKK harus ikut dan aktif optimalkan posyandu untuk Cegah Stunting.
Kepala Puskesmas Batulappa Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes menambahkan jika Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu lama, sehingga anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berfikir. Stunting umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Stunting dapat ditangani dengan intervensi gizi spesifik dan sensitif. Intervensi gizi spesifik ditujukan kepada anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan diproyeksikan berkontribusi 30% penurunan Stunting. Kerangka kegiatan intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan yang dimulai dari masa kehamilan ibu hingga balita 2 tahun.
Kegiatan intervensi gizi spesifik meliputi pemberian makanan tambahan dan tablet tambah darah pada ibu hamil, inisiasi menyusui dini, Asi ekslusif hingga 6 bulan dan pemberian imunisasi lengkap. Sedangkan intervensi gizi sensitif dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor kesehatan dan berkontribusi 70% dalam penurunan Stunting. Kegiatan ini meliputi penyediaan air bersih dan sanitasi, penyediaan pangan dan pengembangan PAUD serta akses layanan KB dan bimbingan pola asuh anak, ujar Kepala Puskesmas Batulappa.
FKTP BATULAPPA-COM. P2PM Dinkes Pinrang melakukan bimtek Program DBD, Malaria, ISPA Diare, Typoid, HIV, Hepatitis, Rabies, Kecacingan dan TB Kusta di Puskesmas Batulappa Rabu 5/2/2020.
Kasi P2PM Dinkes Pinrang Barnabea, SKM, M.Kes, menjelaskan tujuan dilakukan bimtek dalam rangka meningkatkan kapasitas dan skill pengelola program di puskesmas Batulappa. Khusus program Ispa menekankan pentingnya pengukuran frekwensi napas dan TDDK pada setiap balita yang berkunjung berobat di Puskesmas.
Program Pengendalian DBD mengharapkan PSM dalam pemberantasan sarang nyamuk, melalui gerakan 3 M Plus dan tiap rumah memiliki juru pemantau jentik yang berasal dari anggota keluarga terlatih. Serta kembali menghidupkan gerakan Jumat bersih yang dikoordinir oleh Pemerintah setempat.
Program pengendalian Hepatitis menekan pentingx skrining penyakit Hepatitis pada setiap bumil dan bayinya. Kemudian dalam rangka meningkatkan deteksi penderita baru BTA Positif, setiap warga yang batuk lebih dari satu sampai dua Minggu dilakukan pemeriksaan Dahak dengan menggunakan alat TCM atau tes cepat molekuler. Sedang untuk program pengendalian Kusta akan dilakukan skrining peserta didik untuk mendeteksi makula (bercak putih).
Pada kesempatan yang sama Kepala Puskesmas Batulappa ikut mendampingi Tim bimtek dari kasi P2PM dinkes Pinrang. Bimtek program sangat bermanfaat bagi para pengelola utamanya dalam update pengelolaan program, demikian disampaikan oleh Kepala Puskesmas Batulappa.
FKTP BATULAPPA COM. Puskesmas Batulappa Kabupaten Pinrang secara masif melakukan penguatan peran sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama, dengan menyelenggarakan edukasi, skrining Kesehatan kelompok usia produktif 15-59 tahun dan lansia serta penyakit tidak menular (PTM) di pos pelayanan terpadu pada tiap-tiap dusun. Jumlah sasaran kelompok usia produktif tahun 2020 mencapai 5300 jiwa dan lansia sebesar 864 jiwa dalam wilayah kerja Puskesmas Batulappa.
Pelayanan skrining faktor risiko pada usia produktif dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak menular meliputi, pengukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar perut, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan gula darah dan anamnesa perilaku berisiko, Demikian penjelasan dari Kepala Puskesmas Batulappa Ismail, S.Kep, Ns, M .Kes.
Pelayanan kesehatan pada kelompok usia produktif dan lansia ini dilaksanakan secara terintegrasi dengan lintas program dan profesi dalam lingkup Puskesmas Batulappa. Selain SDM, Sumber daya lainnya yang tak kalah pentingnya adalah instrumen atau alat pendukung pelayanan, yaitu alat skrining Posbindu kit dan buku juknis lainnya yang bersumber dari APBD Dinkes Pinrang tahun 2019.
FKTP BATULAPPA-COM. Tim Penilai Citra Pelayanan Prima (CPP) dari Pemkab Pinrang mengunjungi Faskes Tingkat Pertama Puskesmas Batulappa Kecamatan Batulappa, Jumat 31/01/2020.
Tim Penilai berjumlah lima orang yang datang untuk melakukan penilaian berdasarkan instrumen yang telah ditetapkan dalam regulasi. Penilaian CPP merupakan salah satu bentuk pembinaan aparatur negara yang diarahkan untuk peningkatan kinerja pelayanan publik, demikian dijelaskan Akbar, SE Ketua Tim Penilaian CPP di Puskesmas Batulappa.
Ditempat yang sama Kepala Puskesmas Batulappa menjelaskan bahwa penilaian citra pelayanan publik bukanlah menjadi tujuan dalam penyelenggaraan pelayanan Puskesmas, tetapi bagaimana kegiatan ini bisa memotivasi Petugas Pemberi Pelayanan untuk memperbaiki pelayanan pada masyarakat berdasarkan hasil survei kepuasan masyarakat.